Membangun Link Berkali-Kali Dari Situs yang Sama
Jika anda penasaran terkait apakah boleh dan aman membangun link dari situs yang sama berkali-kali, maka silahkan baca pengalaman saya ini.
Secara singkat, jawabannya adalah ya, boleh. Dan itu aman-aman saja.
Meskipun, ada tapinya.
Dan terkait hal ini, saya akan menghubungkannya dengan pengalaman saya mengelola PBN sebuah perusahaan.
Dan sampai saat ini, saya termasuk yang masih tetap meyakini bahwa PBN itu masih diperlukan meskipun algoritma Google sudah semakin canggih dan diperbarui terus. Apalagi dengan hadirnya teknologi AI.
Hal pertama yang saya pikirkan adalah kita tentunya tidak khawatir ketika membagikan link situs ke media sosial berkali-kali bahkan dalam sehari.
Secara teori, itu memang menjadi social signal atas tautan yang dibagikan.
Akan tetapi, hal tersebut juga tidak menutup fakta bahwa membagikan link di media sosial akan menjadikan aktivitas sharing tautan tersebut sebagai salah satu sumber backlink yang bisa terindeks oleh bot mesin pencari.
Permasalahan yang muncul kemudian adalah, mesin pencari tentu bisa membedakan mana jejaring media sosial dan mana PBN atau situs biasa.
Oleh karena itu, kita harus bisa mengetahui cara mengakalinya. Dan itu hanya butuh sedikit kreativitas saja.
Dari apa yang pernah saya lakukan dan tampaknya hal itu masih terus terjadi hingga saat ini adalah situs seperti PBN yang dijadikan sebagai sumber backlink lebih baik tidak selalu mempublikasikan postingan yang mengandung backlink.
Salah satu praktek terbaik menurut saya dan terbukti hingga saat ini adalah bagaimana membangun PBN yang setidaknya tampak seperti blog biasa dengan tetap mempublikasikan postingan secara reguler.
Misalnya gini.
Jika dalam 1 halaman beranda dan tiap halaman paginasi blog kita seterusnya hanya menampilkan 10 postingan, maka pikirkan bagaimana 1 diantaranya memiliki artikel menuju situs yang di backlink.
9 postingan sisa lainnya bisa berisi postingan biasa saja tanpa backlink atau kalaupun harus dijadikan sumber backlink, pastikan situs yang dituju berbeda-beda.
Jangan dibuat 1 halaman berisi beberapa postingan menuju 1 domain saja. Itu kesannya sudah seperti nyepam.
Kekurangan cara seperti ini adalah produksi konten yang dibutuhkan menjadi lebih banyak.
Tapi jujur, cara seperti ini masih sangat berguna hingga saat ini. Sebagai contoh salah satu situs yang pernah saya optimasi itu saat ini memiliki skor Domain Rating sebesar 35.
Berdasarkan data dari Ahrefs, Linking websites dari domain tersebut hanya bersumber dari 126 situs saja dengan total backlink yang ditemukan oleh botnya sebanyak 1.9K.
Bukankah itu berarti bahwa 1 website memiliki setidaknya rata-rata jumlah postingan mengandung backlink ke 1 domain sebanyak 15 kali (artikel)? 1.9K dibagi 126 ya sama dengan 15. Think about it.
Terkait: Cara Cek Apakah Backlink Sudah Terindeks
Perhatikan juga bahwa >80% dan >90% backlinknya itu bersifat dofollow. Ya jelas lah. Soalnya saya tahu dari awal perkembangannya.
Padahal total jumlah PBN nya itu gak banyak. Cuma sekitar belasan atau puluhan. Bukan jenis PBN yang masif dengan dana yang besar.
Tapi hingga saat ini, akhirnya dari beberapa PBN yang sedikit itu bisa cukup menguasai banyak keyword di halaman 1 Google dan juga menjadi trigger sumber backlink natural dari situs lain yang dikelola pihak lain.
Tapi balik lagi, karena PBN nya dibangun seolah sudah seperti blog pribadi, maka jumlah postingannya juga cukup banyak. Bahkan artikelnya lebih banyak yang tidak mengandung backlink agar terlihat natural.
Setidaknya hal itu mencegah agar mesin pencari tidak menganggapnya sebagai situs yang terlibat dalam aktivitas skema link seperti PBN meskipun kita tahu sendiri itu adalah kenyataannya.
Jadi kalau mau bangun PBN atau kita istilahkan saja sebagai aktivitas ternak blog sebagai sumber backlink, tetap fokus ke produksi konten. Itu salah satu strategi yang sudah terbukti cukup aman hingga saat ini. Selebihnya, silahkan sesuaikan artikel yang menjadi sumber backlinknya.
Meskipun backlink dari satu situs boleh dilakukan secara berulang kali, tetap jauhi untuk tidak melakukannya secara masif dalam jangka waktu yang terlalu singkat.
Pandangan saya terkait hal ini memang akan sangat berbeda sekali dengan apa yang sudah pernah dijelaskan oleh Koray Tuğberk GÜBÜR terkait jeda waktu pemasangan backlink. Tapi ya, namanya juga strategi. Tidak semua harus sama baik secara teori maupun praktek.
